Saturday, December 1, 2018

Tumpek pengatag, penghormatan tumbuh-tumbuhan.

Dikehidupan ini, setiap mahluk hidup akan diajarkan saling hormat-menghomati sesama ciptaan tuhan(idha sang hyang widhi wasa), seperti; manusia dengan likungannya agar terciptanya hubungan yang harmonis di alam semesta ini. .
Dadong mejalan lakar mantenin punyan-punyanan(ilustrasi)

Seperti yang dilakukan masyarakat dibali, pada hari tumpek pengatag/tumpek uduh, dimana pada hari tumpek pengatag, masyarakat bali melaksanakan upacara terhadap tumbuh-tumbuhan. .
Upacara ini,jatuh pada hari sabtu/saniscara kliwon wuku wariga, pada hari ini masyrakat bali, khususnya didesa madangan kelod, masyarakat akan mempersiapkan sesajen,yang guna untuk mengupacarai tumbuh-tumbuhan..
Upacara tumpek pengatag/uduh bertujuan agar tuhan(idha sang hyang widhi wasa) diberinya keselamatan pada tumbuhan,perkebunan, tentunya bisa memberi hasil baik serta melimpah..
Di prosesi ini,persiapan sesajen yang berupa burbur sumsum atau burbur beras putih dan ketan serta saranan banten lainnya,dipersembahkan/diaturkan pada pepohonan atau tumbuhan serta mengucapkan "kaki.. ,kaki.., dadong nak ije..??   Dadong jumah nak gelem kebus..!! Ngeed.., ngeed.., ngeed.., ngeeed..!!! Buin slae galunganne, mebuah pang ngeed nahh..!!
Didalam pengucapan ini, mungkin memiliki arti luas, tentunya berupa harapan dan keinginan agar tumbuhan bisa menghasilkan buah yang banyak serta bisa dimanfaatkan dan berguna nantinya..
Upacara-upacara seperti ini, akan sering telihat setiap enam bulan sekali,atau 25hari sebelum/mendekati hari raya galungan,dalam kalender bali..
Disinilah dalam upacara tumpek pengatag/uduh,kita diberi pelajaran bahwa kita tidak bisa terlepas dari alam beserta isinya, kita akan saling bergantungan dan berbagi pada ciptaan tuhan(idha sang hyang widhi wasa) itu sendiri..
Maka untuk melestarikan alam dan likungan kita, perlunya kita memperhatikan serta menjaga tempat kita,sebagai mahluk ciptaan tuhan yang paling sempurna..

Rahajeng.. !!!🙏🙏🙏