Tuesday, November 27, 2018

PENGGUNAAN DALAM MENENTUKAN PADEWASAAN(HARI BAIK)...

Dalama penentuan s'uatu padewasaan atau ala-ayuning dewasa,akan selalu berpedoman dengan wariga yang dipakai acuan. Setiap wariga, memiliki pedoman padewasaan yang berbeda satu dengan yang lainnya. Ada padewasaan yang berpedoman dengan wewaran, ada padewasaan yang berpedoman dengan pawukon, ada padewasaan yang berpedoman dengan pratiti penanggal/panglong,sasih dan ada pula yang berpedoman dengan dawuh. .
Kalender bali(ilustrasi)

Menurut lontar" sundari bungkah" arti wariga ialah warah ring raga, makna dari ucapan yang dimaksud adalah suatu pewarah atau petunjuk pada diri kita, bilamana akan melaksanakan sesuatau kegiatan pekerjaa, atau upacara yadnya, hendaknya berpedoman dengan petunjuk yang tercantum pada wariga atau padewasaan...
Secara sistismatis, petunjuk padewasaan dimaksud dapat disimpulkan dengan rumusan ucapan kata sloka:wepatangsada yang mengandung makna; wewaran alah dening pawukon, pawukon alah dening tanggal/panglong,tanggal/panglong alah dening sasih, sasih alah dening dawuh,Dawuh alah dening sanghyang trayodasa saksi..  
Yang dimkasud sanghyang trayodasa saksi yaitu; Aditya(matahari), Candra(bulan), Anila(angin), Agni(api), Apah(air), Akasa(langit), Pratiwi(tanah), Atma(atma), Yama(sabda), Ahas(rahinan/hari), Ratri(malam), Sandyakala(senja), Dwaya(semeng/pagi)..
Selain dari rumusan tersebut, dikenal pula suatu pedoman rumusan Dawuh alah dening-ning yang bermakna; Dawuh dapat juga dikalahkan/diabaikan dengan adanya keheningan-fikiran Guna mendapatkan keheningan-fikiran inilah merupakan tujuan inti dari adanya padewasaan itu secara actual, untuk mendapatkan keheningan-fikiran itu, tentunya akan memerlukan suatu sarana berupa banten yang dinamakan Carun dewasa sebagai banten pemahayu dina..
Makna Carun dewasa ini adalah suatu upacara dengan sarana caru untuk menyempurnakan atau maripurnayang dewasa itu sediri.,dengan jenis banten carun dewasa dapat dipergunakan caru ekasatha sesuaikan dengan urip pancawara saat pelaksanakannya.. 
Perlu diperhatikan bagi para penimbak dewasa, walaupun dewasa itu telah diperhitungkan secara pasti menurut wariga-padewasaan,hendaknya jangan mengabaikan situasi dan kondisi serta tempat dimana pelaksanaan kegiatan upacara itu diadakan,hendaknya juga mengikuti sima dan dresta desa, yang dikenal dengan istilah DESA KALA PATRA..yaitu; 
Faktor Desa, dimana tempat upacara itu dilaksanakan, tentunya tidak bisa melanggar sima-dresta atau awig-awig desa yang bersangkutan.. 
Faktor kala, kapan upacara itu dilaksanakan, juga dicarikan waktu yang tepat.. 
Faktor patra, adalah keadaan atau situasi dimana tempat upacara itu dilaksanakan terutama dalam upacara pitra-yadnya, tentunya diperlukan kordinasi dengan desa.. 
Banyaknya unsur-unsur yang diperlukan sebagai bahan pertimbangan dalam penetapan suatu padewasaan, dan inilah yang menyebabkan adanya perbedaan-perbedaan padewasaan itu.namun walaupun demikian, untuk mendapatkan suatu kesatuan langkah dalam upaya pelaksanaan kegiatan upacara, hendaknya pula jangan melupakan kemanunggalan unsur-unsur yang terkait seperti,TRI  MANGGALANING UPACARA yaitu; sang sulingih sebagai pemuput upacara.,sang mancagra atau sarati sebagai tukang banten., dan sang yajamana sebagai pengamong upacara.menyatukan ketiga unsur ini sangatlah utama dalam menentukan sida labda karya..

Berbagainya pedoman dan unsur yang digunakan untuk menentukan padewasaan,tak terlepas dari pembelajaran dan petunjuk dari sang sulinggih/pandita sebagai pemuput upacara yadnya.. 

Dikutif; dari berbagai sumber.. 

No comments:

Post a Comment